Beranda Kepri Biaya Hidup di Kepri Termahal Kedua se-Indonesia

Biaya Hidup di Kepri Termahal Kedua se-Indonesia

53
0
biaya hidup kepri termahal
Screening dan sosialisasi menuju new normal di salah satu mal terbesar di Nagoya, Selasa (2/6/2020).

Keprisatu.com – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi salah satu daerah dengan biaya hidup termahal di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan Kepri di urutan kedua biaya hidup termahal setelah DKI Jakarta.

Mengutip laman BPS, Senin (14/12/2020), pengeluaran per kapita Kepri mencapai Rp1.778.150 per bulan. Kota Batam menjadi penyumpang tingginya biaya hidup di Provinsi Kepri.

Batam tidak hanya terkenal sebagai kawasan surga belanja barang-barang impor, tapi juga kawasan ekonomi. Kota berpenduduk sekitar 1,1 juta ini memiliki banyak perusahaan-perusahaan berskala nasional dan multinasional.

Sementara itu DKI Jakarta, daerah dengan biaya hidup termahal memiliki pengeluaran per kapita Rp2.156.112 per bulan. Sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis mempengaruhi tingginya biaya hidup di Jakarta. Kemudian menempati posisi ketiga adalah Kalimantan Timur. BPS mencatat rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Kalimantan Timur mencapai Rp1.617.640 per bulan.

Kalimantan Timur termasuk dalam daftar salah satu provinsi terkaya di Indonesia dari segi penerimaan daerah. Mengingat daerah ini mempunyai sumber daya alam yang melimpah.

Biaya hidup di sebuah daerah sangat memengaruhi kesejahteraan para penduduknya. Sebab tingkat tingginya hidup akan mempengaruhi pengeluaran biaya, terutama terkait kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, dan papan. Jika orang berpenghasilan pas-pasan hidup di daerah dengan biaya hidup tinggi, maka pengeluaran akan terasa mencekik.

Baca juga: Pjs Gubernur Sebut Ekonomi Kepri Bisa Tumbuh Minus 0,1 Persen

Di Indonesia, setiap daerah mempunyai tingkat biaya hidup yang berbeda-beda. Perhitungan biaya hidup ini berdasarkan formula pengeluaran tertinggi per kapita.

Data pengeluaran per kapita tersebut berasal dari data Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2019. Sensus ini mencakup 320 ribu rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia.

Semua rumah tangga sampel mendapat pertanyaan konsumsi seluruh anggota rumah tangga selama seminggu terakhir. Baik kuantitas maupun uang untuk membayar makanan tersebut. Rumah tangga juga mendapat pertanyaan mengenai besarnya uang untuk barang-barang selain makanan selama sebulan atau setahun terakhir. (ks08)