Keprisatu.com – Keluhan RB Leipzig dan Bayer Leverkusen semestinya menjadi pelajaran penting. Dua klub itu sama-sama curhat masalah kebugaran tim dengan jadwal restart Bundesliga 2019–2020. Sebab, RBL dan Bayer sama-sama memainkan dua laga hanya dalam rentang empat hari.
Lalu, bagaimana dengan jadwal restart Premier League yang disebut membuat klub bakal memainkan tiga laga hanya dalam sepekan? Kemarin (3/6) The Guardian menulis tentang jadwal ’’bayangan’’ untuk 92 laga tersisa Premier League musim ini. ’’Jadwal yang akan sangat menyiksa (para pemain, Red),’’ tulis The Guardian.
Seperti Info dari JPNN Group, Meski belum ada konfirmasi dari regulator Premier League, jadwal tiga laga dalam tujuh hari memang tak bisa dihindari. Sebab, kompetisi yang bergulir lagi mulai 17 Juni itu memang diproyeksikan tuntas pada 25 atau 26 Juli.
Ditambah agenda pertandingan di Piala FA yang masih harus dilakoni klub-klub Premier League. Apalagi, semua kontestan Piala FA yang saat ini memasuki babak perempat final berasal dari Premier League. Yakni, Leicester City versus Chelsea, Newcastle United kontra Manchester City, Sheffield United melawan Arsenal, dan Norwich City menghadapi Manchester United.
Khusus City, United, Chelsea, dan Wolverhampton Wanderers, ’’perjuangan’’ merampungkan musim ini juga tidak hanya berlangsung di ajang domestik. Ketiga klub masih punya agenda menjalani kompetisi antarklub di level Eropa. ’’Ketika kami masih memiliki tanggungan bermain di dua ajang (Premier League dan Piala FA, Red) dalam sisa musim ini dan dalam situasi pandemi, sudah dibayangkan betapa sibuknya kami seperti di festive period (periode pertandingan padat yang biasanya dilakoni klub Premier League pada Desember–Januari, Red),’’ beber pelatih Norwich City Daniel Farke di laman resmi klub.
Berbeda dengan Farke, pelatih Liverpool Juergen Klopp menyebutkan bahwa masih ada sisi positif di balik kemungkinan jadwal menyiksa di sisa Premier League musim ini. Yakni, para pemain memiliki kesempatan memulihkan tenaga seiring rehat kompetisi sekitar 90 hari akibat pandemi Covid-19. ’’Setelah periode yang berat hingga Maret, anak-anak kembali berlatih dalam kondisi fit dan mood yang bagus. Kami sudah tes kesiapan mereka dan semua bilang kangen untuk bermain lagi,’’ tutur Klopp dalam wawancara dengan BBC 5 Live Sport.
Klopp lalu mencontohkan anak asuhnya seperti kapten tim Jordan Henderson dan wide attacker Sadio Mane. Dari 48 laga Liverpool yang telah dijalani musim ini, Hendo –sapaan Jordan Henderson– maupun Mane paling sering bermain. Hendo 35 kali, sedangkan Mane 38 kali. ’’Dua musim panas terakhir, masing-masing hanya punya waktu istirahat 14 hari. Jadi, sekarang Hendo dan Mane lebih punya tenaga,’’ tutur Klopp lagi.
Sementara itu, tactician Tottenham Hotspur Jose Mourinho kepada Spurs TV menyebutkan, timnya tidak bisa meminta situasi yang lebih baik daripada tim yang lain. Dengan kata lain, semua tim akan merasakan jadwal yang mepet dan terbilang gila itu. ’’Kita tidak bisa egois. Kita tidak bisa menuntut banyak. Inilah saatnya bagi kita untuk memberikan semua hiburan kepada fans,’’ kata Mourinho.
Dalam kondisi normal, lanjut Mourinho, semua pihak akan berpikir jadwal yang padat rentan membuat cedera pemain. Hal itu jelas tak bisa dihindari dan memaksa setiap klub berstrategi sendiri. ’’Kadang mereka terlalu takut berpikir soal cedera. Ayolah, kapan ada waktu yang ideal dalam situasi sekarang? Semuanya berimpitan,’’ ucap pelatih asal Setubal, Portugal, tersebut.