Beranda Bisnis Bamsoet Terima Kunjungan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Dorong Singapura Menjadi Hub...

Bamsoet Terima Kunjungan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Dorong Singapura Menjadi Hub Wistawan Mancanegara ke Indonesia

46
0
Ketua MPR RI terima kunjungan Duta besar Singapura untuk Indonesia/Foto: Istimewa

 

Batam, Keprisatu.com – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama Duta Besar Singapura untuk Indonesia H.E. Mr. Kwok Fook Seng sepakat untuk saling meningkatkan kerjasama kedua negara.

Salah satunya meningkatkan potensi menjadikan Singapura sebagai Transportation and Tourism Hub bagi Indonesia, sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia melalui Singapura. Khususnya untuk menarik wisatawan asing ke 10 Destinasi Wisata Bali Baru, seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo dan Pulau Komodo, Wakatobi, dan Morotai.

“Tidak bisa dipungkiri, Singapura merupakan simpul penerbangan internasional yang sangat penting, dengan sedikitnya 68 juta orang datang dan pergi serta 7.200 penerbangan per minggu melalui Bandar Udara Internasional Changi, Singapura. Dengan menjadikan Singapura sebagai Transportation and Tourism Hub, Indonesia bisa menarik para turis yang datang ke Singapura untuk kemudian berwisata ke Indonesia. Dengan kata lain, ini seperti memancing di kolam yang ikannya sudah banyak,” ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Singapura untuk Indonesia H.E. Mr. Kwok Fook Seng, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Selasa (20/9/22).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Indonesia dan Singapura juga bisa meningkatkan kerjasama dalam pengamanan ekonomi digital yang kini sangat pesat. Misalnya dalam menghadapi perdagangan aset kripto. Sekaligus mengantisipasi agar ekonomi digital tidak dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk melaksanakan fraud and scam, maupun sebagai sarana money laundry, baik terhadap kasus korupsi, narkoba, maupun terorisme.

“Sepanjang tahun 2021, akumulasi nilai transaksi aset kripto di Indonesia terus tumbuh dengan angka kapitalisasi yang fantastis, mencapai hampir Rp 900 triliun. Kemampuan pasar aset kripto dalam menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan kemampuan pasar modal konvensional yang jumlahnya masih berada pada kisaran Rp 363,3 triliun. Dengan dukungan Singapura, Indonesia berpotensi menjadi Hub Kripto di wilayah Asia Tenggara bahkan Asia,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam kunjungannya tersebut, Duta Besar Singapura untuk Indonesia H.E. Mr. Kwok Fook Seng, juga menjelaskan kunci sukses pembangunan di Singapura yang terus menerus melaju pesat. Salah satunya karena Singapura memiliki perencanaan jangka panjang dengan siklus 5 tahun, 10 tahun, hingga 15 tahun.

“Pada setiap suksesi kepemimpinannya, baik untuk presiden maupun perdana menteri, tidak lepas dari pengenalan perencanaan jangka panjang tersebut. Sehingga siapapun yang menjadi presiden dan perdana menteri, akan selalu melanjutkan pembangunan dari pemerintahan sebelumnya. Jika Singapura yang memiliki luas wilayah sekitar 728,6 Km2 dengan jumlah penduduk sekitar 5,6 juta jiwa bisa memiliki perencanaan jangka panjang, Indonesia dengan total luas wilayah daratan dan laut mencapai 5,193 juta Km2 dan memiliki jumlah penduduk hingga 270 juta jiwa seharusnya juga memiliki perencanaan pembangunan jangka panjang yang berkesinambungan,” terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini juga memberikan apresiasi kepada Duta Besar Singapura untuk Indonesia H.E. Mr. Kwok Fook Seng atas dukungan pemerintah Singapura terhadap kepemimpinan Indonesia dalam G-20. Keduanya juga sepakat untuk terus meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Singapura yang telah berlangsung sejak tahun 1967. Mengingat kedua negara memiliki kondisi geografis yang saling berdekatan, sekaligus memiliki geopolitik yang saling berkaitan. Khususnya dalam menghadapi berbagai permasalahan dunia, seperti ketegangan Amerika Serikat dengan China baik dalam hal perang dagang maupun menyikapi kondisi di Taiwan.

“Dalam bidang perdagangan, kita sedang mengupayakan agar neraca perdagangan Indonesia dan Singapura bisa seimbang. Mengingat dari total perdagangan Indonesia dan Singapura pada tahun 2021 yang meningkat sebesar 17,75 persen dari tahun 2020, Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar 3,8 miliar USD, meningkat 127 persen dari tahun 2020. Salah satunya disebabkan karena meningkatnya impor migas dari Singapura sebesar 58 persen dari tahun 2020,” urai Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini juga menyampaikan kepada Duta Besar Singapura untuk Indonesia H.E. Mr. Kwok Fook Sen, terkait rencana Indonesia melalui IMI membangun Bintan International Circuit, sebagai Sirkuit Formula 1 di Bintan, Kepulauan Riau. Kerjasama pembangunan sirkuit telah ditandatangani antara IMI dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Gallant Venture Pte LTD yang merupakan perusahaan investasi asal Singapura.

“Melalui Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Motor Sport Singapore (MSS), Indonesia dan Singapura bisa bekerjasama menyelenggarakan Formula 1 di Bintan International Circuit. Kerjasama lainnya yang bisa dilakukan misalnya, turis yang menonton Formula 1 di Bintan bisa menginap di Singapura, mengingat keberadaan hotel di Bintan saat ini belum mencukupi. Bintan International Circuit juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang, salah satunya garasi yang bisa disewa oleh penduduk Singapura untuk menyimpan kendaraannya,” pungkas Bamsoet. (*)

KS10