Batam, Keprisatu.com – Harapan Intan (21), seorang perempuan muda asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk memperbaiki nasib keluarganya pupus dalam derita. Bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah seorang perempuan berinisial R di Batam, ia justru menjadi korban kekerasan yang menyayat hati.
Tangis tak terbendung dari Angraini, kakak kandung korban yang tinggal di Batam, saat menceritakan penderitaan adiknya. “Adik saya datang ke Batam dengan niat baik untuk membantu ekonomi keluarga. Tapi yang dia dapat malah perlakuan lebih buruk dari binatang,” ucapnya pilu Minggu (22/06/2025).
Menurut pengakuan Angraini, Intan telah mengalami kekerasan sejak awal bekerja. Namun dua hari terakhir menjadi titik paling tragis. Pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel yang dilakukan Intan dianggap tidak rapi oleh majikannya. Alih-alih diberi teguran wajar, korban justru menjadi sasaran penganiayaan oleh R, hingga meninggalkan luka fisik dan trauma mendalam.
“Adik saya dipukul pakai sapu, bahkan obeng. Ditendang di kepala, buah dada, serta wajah hingga kemaluannya juga mendapatkan pukulan,” ucap Angraini sambil menahan tangis. “Dia juga dipanggil dengan kata-kata kotor Saya sudah tidak kuat membayangkannya.” ujar Anggraini.
Yang paling menyayat hati, selama bekerja ponselnya disita, Intan dilarang memegang ponsel. Ia benar-benar terisolasi. Tak ada kontak dengan keluarga. Dunia luar seolah tak tahu ia tengah disiksa perlahan, hari demi hari.
Keluarga baru mengetahui kondisi Intan setelah korban meminjam HP tetangga, dan menceritakan kisah penganiayaan yang di alaminya,
“Adikku memberanikan diri meminjam telepon milik tetangga majikan untuk menghubungi keluarganya. Dengan suara gemetar, ia mengisahkan semua luka dan penderitaannya. Tak menunggu lama, keluarga pun langsung datang untuk menyelamatkannya.
Namun saat tiba di rumah R, pintu rumah terkunci dan mereka tak diizinkan masuk. Keluarga akhirnya memaksa masuk dan menemukan Intan berada di dalam kamar, dengan tubuh penuh luka lebam dan kondisi psikis yang terguncang parah.
Ia segera dilarikan ke rumah sakit Elisabet untuk mendapatkan pertolongan medis. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan banyak luka memar dan kemungkinan cedera dalam yang serius.
“Ini bukan hanya luka di tubuh. Ini luka di hati dan jiwa. Intan datang untuk bekerja, bukan untuk disiksa seperti hewan,” ucap Angraini dengan suara lirih.
Suami Angraini telah melaporkan kejadian ini ke Polresta Barelang. Pihak keluarga menuntut agar pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. (KS03)
Editor : Tedjo