Batam, Keprisatu.com – Arab Saudi meraup pendapatan ratusa triliun dari penyelenggaraan ibadah haji. Bahkan, selain dari penjualan minyak, penyelenggaraan ibadah haji yang selama ini menjadi monopoli Arab Saudi menjadi salah satu penyumbang pendapatan negara tersebut.
Berdasarkan Global Destination Cities Index yang dirilis oleh Mastercard yang dikutip dari CNN, Kamis (7/7), Arab berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$20 miliar atau Rp300 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) dari turis pada 2018 dari penyelenggaraan ibadah tersebut.
Pendapatan itu diperkirakan terus meningkat. Pada tahun ini, pendapatan Arab Saudi dari haji diperkirakan bisa mencapai US$30 miliar atau Rp450 triliun per tahun.
Tak hanya itu, ibadah tersebut juga diramal bisa menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat pada 2022 ini. Maklum, setelah pandemi covid-19 mulai mereda dan Mekah kembali dibuka untuk para jamaah haji dan umrah.
Arab Saudi diperkirakan bisa menarik 21 juta jamaah setiap tahunnya. Jumlah jamaah ini berasal dari perjalanan haji 10 hari dan umrah.
Meski saat pandemi covid-19 jumlah turis yang datang ke Mekah turun drastis, tapi sekarang naik tajam. Dengan peningkatan itu, pemerintah Arab Saudi menargetkan pada 2030 mendatang bisa mendatangkan 30 juta jamaah haji dan umrah.
Sejumlah analis menilai target Arab Saudi untuk mendatangkan 30 juta jamaah pada 2030 terlalu ambisius.
Tapi apapun itu, adanya ibadah haji dan umrah juga memberikan cuan bagi sektor swasta. Misalnya, industri perhotelan, pusat perbelanjaan hingga destinasi wisata lainnya yang ada di sekitar Mekah.
Paling tidak, pendapatan itu semakin menambah tebal kantong Arab Saudi yang meraup berkah dari lonjakan harga minyak dunia yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina beberapa bulan belakangan.
Pendapatan itu mungkin tidak bisa abadi karena minyak pada satu saat akan habis atau tak terpakai. Meski demikian, Arab Saudi tak perlu khawatir.
Pasalnya, mereka masih memiliki sumber pundi-pundi uang yang tak bisa habis yakni haji dan umrah. Posisi Arab Saudi yang menjadi tempat penyelenggaraan haji paling tidak masih memberikan kenikmatan itu.
Apalagi, belum lama ini Raja Salman bin Abdulaziz telah memperluas Masjidil Haram di Mekah supaya bisa menampung 300 ribu jamaah tambahan. Lalu, Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga menekankan haji sebagai komponen utama dari rencana untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi pada tahun 2030.
KS10
Sumber: cnnindonesia.com