Beranda Nasional Anak Kreatif saat Pendemi Covid-19, Ini Syaratnya

Anak Kreatif saat Pendemi Covid-19, Ini Syaratnya

44
0
Muhammad Luqman Baehaqi, Pendiri PRAKARDUS dan Elizabeth Santosa, Psikolog Anak dan Pendidikan menjadi pembicara dalam dialog bertema Pandemi Tak Halangi Kreasi di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2020. DOK. KPCPEN
Muhammad Luqman Baehaqi, Pendiri Prakardus dan Elizabeth Santosa, Psikolog Anak dan Pendidikan menjadi pembicara dalam dialog bertema Pandemi Tak Halangi Kreasi di Jakarta. (Foto: Dok KPCPEN)

Keprisatu.com – Pandemi Covid-19 bukanlah halangan untuk produktif dan kreatif. Anak kreatif justru akan muncul di masa pandemi, namun tentu ada syaratnya.

Muhammad Luqman Baehaqi, Pendiri Komunitas Prakardus bercerita pengalaman inspiratifnya memanfaatkan waktu secara kreatif bersama anak-anak. Awalnya, Luqman mengajak berkreasi dengan kardus sebagai solusi untuk memberi kegiatan sekaligus hiburan pada anak, karena rumahnya yang jauh dari pusat hiburan dan pusat belanja.

“Kemudian kegiatan kami pun banyak orang yang meminati sehingga berlanjut memberi workshop tiap akhir minggu,” kisah Luqman dalam Dialog Produktif bertema Pandemi Tak halangi Kreasi yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), sebagaimana Keprisatu.com mengutipnya dari laman KPCPEN, Selasa (15/12/2020).

Berbicara mengenai kreativitas, Elizabeth Santosa, Psikolog Anak dan Pendidikan mengungkapkan bahwa kreativitas adalah salah satu kemampuan manusia yang sudah ada dalam diri untuk mencari jalan keluar. “Jadi kalau saya bisa katakan, kreatif itu hubungannya dengan solusi, mencari jalan keluar, proses membuat keputusan. Bukan selalu tentang menghasilkan prakarya saja”, tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kreativitas itu biasanya muncul dalam masa sulit. “Biasanya pada saat kita dalam kondisi adem ayem, enak, atau nyaman kreativitas jarang muncul. Namun kreativitas akan muncul kalau dalam keadaan kepepet. Idealnya, pada masa gelap seperti masa pandemi ini harusnya banyak kreativitas yang muncul,” katanya.

Anak Kreatif Harus Terstimulasi

Elizabeth Santosa berpesan kepada orang tua, agar di masa pandemi ini jangan memberikan terlalu banyak fasilitas gadget agar menstimulus kreativitas anak-anak. “Biarkan mereka berfikir. Seperti yang dilakukan pak Luqman Baehaqi. Kasih kardus atau spidol, terserah nanti itu mau jadi apa. Nanti kalau anak-anak menyerah, baru kita ajak untuk bikin sesuatu bersama-sama. Tapi, kalau merasa selalu terbantu dan terlalu banyak fasilitas, kemampuan kreativitasnya tidak berkembang, tidak terstimulasi, harus ada sesuatu yang menstimulus”, terangnya.

Dalam proses menjadi kreatif, menurut Luqman, orang tua dan anak tidak perlu berpikir terlalu jauh tentang bagaimana hasil akhirnya nanti, tapi fokus untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.

“Saya sebenarnya lebih senang mengatakan, bahwa ketika kita tahu alasan untuk melakukan sesuatu, anak-anak juga turut merasakan apa yang kita rasakan. Ini lebih baik daripada, sekadar mencari tahu apa yang harus kita lakukan”, tutur Luqman Baehaqi.

Elizabeth Santosa memperkuta pernyataan Luqman Baehaqi. “Menurut saya, setiap pembelajaran itu bisa kita dapat dari kehidupan kita sehari-hari, tergantung bagaimana kita melihatnya saja. Jadi, buat semua orang tua, dalam masa pandemi ini, kita berharap vaksin segera ada di tahun 2021. Bertahan lebih lama lagi di rumah untuk anak-anak kita. Gunakan waktu selama pandemi ini sebaik-baiknya untuk keluarga kita”, ujarnya. (ks04)

editor: arham