Beranda Internasional Ada Markas Bom Nuklir China Dekat Kepri

Ada Markas Bom Nuklir China Dekat Kepri

72
0
markas bom nuklir china
(Foto: AP/Bullit Marquez/CNBCIndonesia)

Disebut Sekitar 700 Km dari Pulau Natuna

Keprisatu.com – China ternyata telah menancapkan kekuatan militernya tak jauh dari Pulau Natuna, Provinsi kepri. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) disebut telah membangun pangkalan militer di Fiery Cross Reef, di mana bisa mendarat pesawat pengangkut bom nuklir Xian H-6 milik Beijing.

Pemerintah China membangun pangkalan pesawat pembom nuklir di Laut China Selatan (LCS) itu, melihat kemungkinan terjadinya eskalasi konflik militer yang luas. Pangkalan pesawat pembom nuklir itu berlokasi sekitar 700 kilometer dari wilayah terluar Indonesia, yaitu Kepulauan Natuna.

CNBCIndonesia mengutip media militer China, PLA Daily, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sejak 2014 telah membangun pangkalan militer di Fiery Cross Reef. Fiery Cross Reef merupakan sebuah gugusan kepulauan karang yang terletak dalam area Kepulauan Spratly yang telah menjadi sengketa banyak negara.

Dalam pangkalan yang ada di pulau itu, terdapat landasan pacu untuk menerbangkan armada udara sepanjang 3,3 kilometer. Landasan itu cukup untuk mendaratnya pesawat pengangkut bom nuklir Xian H-6 milik Beijing.

Xian H-6 memiliki kemampuan jelajah 1.800 hingga 6.000 kilometer. Tentunya, sangat memungkinkan bagi bomber tersebut untuk menerjunkan bom nuklir ke seluruh wilayah sekitar bibir pantai lautan yang kaya hasil alam ini.

BACA JUGA: TNI AL Kerahkan 9 Kapal Perang di Natuna

China memang akhir-akhir ini sedang melakukan banyak manuver militer di LCS. Lautan yang mereka klaim 90 persen total wilayahnya adalah milik mereka. Tanda klaim China itu setelah negeri tirai bambu itu membuat nine dash line atau sembilan garis imajiner yang memasukkan sebagian besar wilayah lautan itu dalam wilayah kedaulatan China.

Namun beberapa negara menepis klaim tersebut seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Mereka mengatakan bahwa wilayah Kepulauan Spratly dan Paracel, yang kaya akan migas, merupakan wilayah mereka.

Tak hanya negara-negara claimant state, Amerika Serikat (AS) pun ikut turut campur dalam sengketa ini. Washington mengatakan pihaknya hanya menjalankan kebebasan navigasi di jalur perairan yang penting itu serta membendung ekspansi Beijing di kawasan tersebut.

Tak main-main, bahkan AS di bawah Presiden Donald Trump membentuk kembali armada pertama pasifik, yang bertanggung jawab untuk mengamankan LCS dari ancaman keamanan. (ks04)

editor: arham

sumber: Tak Jauh dari Natuna, Ini Markas Bomber Nuklir China di LCS